Tadi malem aku ada kelas negosiasi dan membahas tentang taktik negosiasi. Jadi taktik bernegosiasi itu ada 4: Boulwareism, Br'er Rabbit, Mutt and Jeff, dan Belly-up. Bu Mely membagi kelas jadi 4 kelompok untuk mencari apa arti dari keempat taktik itu. Aku kebagian kelompok 1, jadi kita membahas tentang taktik Boulwareism. Kita cari bahan bacaannya lewat internet.
Boulwareism tactics named after a labor negotiator named Lemuel R. Boulware, is presenting a take-it-or-leave-it proposition. You make a fair offer at or near your bottom line and stick to it. This tactic is not recommended. Almost no one uses it, so you probably will not be taken seriously. Your opponent will misperceive your offer as a first offer, and will refuse it. This tactic invites the opponent to call your bluff and break off negotiations if the offer is unacceptable; therefore, it should be reserved for situations in which you are prepared to go to trial if the offer is refused. - from http://www.law.indiana.edu/instruction/tanford/web/archive/Negotiation.html
Jadi inti dari taktik ini adalah proposisi "take-it-or-leave-it", yang artinya kita cuma memberikan satu pilihan fix ke lawan kita, kalau mereka mau ya di ambil, kalo nggak mau silahkan ditinggal. Dan penawaran kita benar-benar fix (nggak bisa diganggu gugat) dan revisi apapun setelah keputusan itu dibuat nggak akan diterima. Tapi cara ini nggak direkomendasikan untuk digunakan. Meskipun ini memang salah satu taktik negosiasi yang ampuh untuk digunakan, tapi yang bisa menggunakan taktik ini adalah mereka yang mempunyai power lebih besar dari yang lain. Sehingga istilahnya bisa memberi tekanan gitu lah ke lawan.
Habis diskusi bareng teman-teman, aku ngerasa seneng soalnya aku bisa ngerti topiknya dengan bantuan teman-temanku. Kami baca bareng, translate bareng, dan ngerti bareng. And its really really helpful for me. Kalau aku baca sendiri mungkin aku gak bakal ngerti maksudnya. I've told you that I've English Problem yet? Its difficult by me to understand the "high level" English in my study book. And when I couldn't understand and felt confused, I prefer to do something "better" likes watching TV or maybe sleep, hehehe..
Terus tiba-tiba aku kepikiran sesuatu dan bilang ke Dinisa kalau aku menemukan teori baru yang terispirasi dari taktik Boulwareism. "Understand it, or Leave it". :D (jadi kalau aku gak ngerti bahan bacaan aku bakal ninggal itu. haha ~.~)
Bu Mely juga bilang dalam bernegosiasi itu kita gak boleh selalu mengiyakan pilihan pertama yang diajukan lawan. Dan entah kenapa Dini langsung menyesali kenapa dia tadi siang pas beli empek-empek Palembang langsung mengiyakan kata-kata pedagang yang bilang harga per itemnya itu Rp1500. Ya ampun Dini sumpah gak penting bangeeeeet. Hahaha.
Here's our imagination of coversation sama pedagang empek-empek itu.
We: Berapa pak harga empek-empeknya?
Him: 1500 aja per bijinya.
We: (mulai bernegosiasi) Gak bisa lebih murah pak?
Him: Take it, or leave it.
We: (waa, panik) Oke pak, we leave it
Him: Oh no. Please, aku bakal ngelakuin apapun asal bukan yang kalian mau.
Sumpah Dini gak jelas. :p (haha aku juga sih)